Desain evaluasi meliputi data yang dibutuhkan, metode evaluasi, hasil yang diinginkan, dan sebagainya. Setelah desain evaluasi selesai dibuat, Anda bisa mulai mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai dengan metode dan kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dan diolah. Untuk mempermudah proses analisis dan pengolahan data, Anda sebaiknya mengelompokkan data-data tersebut. Gunakan alat analisis yang sesuai agar fakta yang dihasilkan dapat dipercaya. Selanjutnya, bandingkan dengan rencana awal. Pada tahap terakhir, Anda harus melaporkan hasil evaluasi yang sudah dilakukan agar bisa dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan. Untuk itu, hasil evaluasi perlu didokumentasikan secara tertulis dan disimpan dengan baik.
Kegiatan evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam metode, tergantung pada bidang yang akan dievaluasi dan output yang diinginkan. Di bawah ini adalah beberapa metode untuk melakukan evaluasi kinerja yang bisa diimplementasikan pada sebuah perusahaan. Proses evaluasi dilakukan setahun sekali terhadap seluruh elemen organisasi.
Tujuan metode ini adalah untuk. Dalam melakukan evaluasi kinerja derajat ini, ada tiga hal yang sangat perlu Anda perhatikan. Anda membutuhkan informasi dari para konsumen internal dan eksternal, staf atau karyawan unit organisasi, dan jajaran manajemen karena proses evaluasi membutuhkan keterlibatan seluruh stakeholder.
Dalam proses pengumpulan informasi, ada lima metode yang perlu Anda lakukan. Berikut kelima metode tersebut beserta penjelasannya. Umpan balik berupa nilai evaluasi mandiri, mean hasil evaluasi antar-unit organisasi, dan hasil penilaian terhadap organisasi secara keseluruhan.
Metode evaluasi dengan analisis biaya-manfaat dilakukan dengan mengidentifikasikan komponen-komponen yang termasuk manfaat benefit dan yang tergolong biaya cost. Komponen-komponen tersebut bisa bersifat nyata tangible maupun tak nyata intangible.
Untuk kegiatan yang berupa proram atau kebijakan, Anda bisa melakukan evaluasi dengan tiga pendekatan berikut ini. SMP Terbuka dirancang untuk mengatasi kendala geografis para peserta didik. Salah satu kendala geografis adalah jarak tempat tinggal peserta didik yang jauh dari Sekolah Induk atau SMP terdekat, bahkan dari transportasi yang sulit untuk menuju TKB dan waktu tempuh yang cukup jauh, sehingga membutuhkan biaya pulang-pergi menunju TKB cukup besar. Jarak dari Rumah ke TKB.
Hasil evaluasi mengenai jarak dari rumah peserta didik dengan TKB dapat dilihat pada tabel berikut. Ujung Tanah. Untuk menuju TKB, peserta didik menggunakan beberapa jenis sarana transportasi, seperti angkot, ojek, dan ada juga yang jalan kaki. Data mengenai frekuensi dan jenis transportasi yang digunakan oleh para siswa untuk menuju TKB dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Transportasi ke TKB.
Jalan Kaki. Sedangkan waktu tempuh yang digunakan peserta didik menuju TKB dapat dilihat pada tabel berikut. Selanjutnya dari sisi biaya, maka besarnya biaya yang dihabiskan untuk menuju TKB dapat dilihat pada tabel berikut. Rp5 - 7 rb. Rp 7 -9 rb. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik yang menghabiskan biaya kurang dari Rp 5. Latar belakang sosial ekonomi dan pendidikan orang tua yang masih rendah merupakan salah satu faktor yang mendorong peserta didik memeilih atau masuk ke SMP Terbuka.
Tabel 8. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa orang tua peserta didik yang mempunyai penghasilan kurang dari Rp Jenis pekerjaan orang tua peserta didik sebagian besar adalah buruh, nelayan, sopir, dan ada juga yang wirausaha serta Pegawai Negeri Sipil PNS. Tabel 9. Selanjutnya hasil evaluasi mengenai tingkat pendidikan orang tua peserta didik SMP Terbuka Ujung Tanah dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil evaluasi mengenai alasan peserta didik untuk mengikuti pendidikan SMP Terbuka Ujung Tanah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tidak dipungut Biaya. Biaya Rendah. Waktu belajar dapat diatur. Secara konteks, SMP Terbuka dirancang untuk peserta didik yang memiliki kendala waktu untuk belajar di sekolah reguler.
Data dari berbagai komponen konteks yang telah diuraikan di atas, menunjukkan bahwa peserta didik yang mengikuti pendidikan di SMP Terbuka Ujung Tanah sebenarnya karena di latar belakangi oleh masalah ekonomi, bukan karena mereka memiliki jarak tempat tinggal yang jauh dari TKB atau pun di latar belakangi oleh kendala waktu untuk belajar.
Kondisi yang ada sebenarnya menunjukkan bahwa mereka belajar di SMP Terbuka karena kendala ekonomi keluarga untuk membiayai pendidikan anaknya pada sekolah reguler, sementara sekolah di SMP Terbuka tidak dipungut biaya. Latar belakang ekonomi keluarga tergolong miskin dapat terlihat dari penghasilan orang tua peserta didik tergolong sangat rendah, yakni kurang dari Rp Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang belajar di SMP Terbuka Ujung Tanah rata-rata adalah peserta didik yang memiliki kendala ekonomi dan latar belakang pendidikan orang tua yang tidak memadai.
Sajian aspek input dalam penelitian evaluasi ini meliputi: 1 peserta didik yang mengikuti pendidikan di SMP Terbuka Ujung Tanah, 2 kurikulum, 3 bahan ajar, 4 guru dan tenaga administrasi, 5 sarana dan prasarana relajar.
Bahan Ajar. Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa bahan ajar utama di SMP Terbuka Ujung Tanah adalah bahan ajar cetak berupa modul, yang dirancang secara khusus oleh Pustekkom dan Dikmenum sehingga dapat dipelajari peserta didik secara mandiri. Namun sarana penunjang tersebut hanya terdapat pada SMP induk, sehingga peserta didik yang ada pada TKB tidak dapat menggunakannya.
Guru dan Tenaga Administrasi. Guru yang terdapat di SMP Terbuka terdiri dari guru bina, guru pamong, guru pamong khusus, dan guru BK bimbingan konseling. Guru bina adalah guru mata pelajaran di sekolah penyelenggara yang bertugas membina kegiatan pembelajaran peserta didik SMP Terbuka sesuai mata pelajaran yang menjadi kewenangannya.
Sedangkan guru pamong, adalah anggota masyarakat yang diserahi tugas untuk membimbing kegiatan belajar peserta didik di TKB.
Setiap TKB mempunyai seorang guru pamong, yang bisa berasal dan guru SD atau tokoh masyarakat setempat. Guru pamong khusus, yaitu warga masyarakat di sekitar TKB yang memiliki keterampilan tertentu dan berperan sebagai nara sumber sesuai keterampilan yang dimiliki. Guru pamong khusus yang biasanya diperlukan misalnya: tokoh agama, pengusaha, wiraswastawan, seniman, olahragawan atau tokoh masyarakat lain yang memiliki keterampilan khusus.
Di samping itu SMP Terbuka juga dilengkapi dengan tenaga administrasi, dengan memanfaatkan satu atau beberapa tenaga administrasi dari sekolah induk yang diberi tugas khusus untuk mengelola administrasi SMP Terbuka. Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa masing-masing TKB memiliki lebih dari satu orang guru pamong, sedangkan guru bina tidak ada. Sarana Belajar. Ruang Tempat Belajar. Tempat pelaksanaan belajar untuk SMP Terbuka bisa beragam, di antaranya ada yang menempati bangunan sekolah, rumah.
Karena TKB didirikan di sekolah induk, sehingga untuk ketersediaan ruang belajar beserta muebilernya mencukupi dan layak digunakan. Ruang Perpustakaan Khusus. Dari hasil evaluasi ditemukan bahwa administrasi mengenai kesiswaan, kepegawaian, keuangan dan daftar peralatan di masing-masing TKB ada, tapi kurang lengkap. Administrasi secara lengkap terdapat di sekolah induk. Di setiap TKB memiliki daftar kehadiran peserta didik, guru pamong dan guru bina.
Sajian aspek proses dalam monitoring evaluasi ini meliputi: 1 pelaksanaan tutorial pembelajaran; 2 aktivitas belajar; 3 penggunaan media pembelajaran; 4 kemanfaatan laboratorium dan perpustakaan; 5 kunjungan kepala sekolah ke TKB; 6 pemberian jenis tugas; 7 fasilitasi guru pamong; 8 dan fasilitasi guru bina.
Tutorial adalah bimbingan belajar yang dilakukan oleh guru bina kepada para peserta didik SMP Terbuka yang dilaksanakan di sekolah induk dengan waktu pelaksanaan bimbingan terjadwal. Tutorial merupakan ciri khas dari sistem pendidikan terbuka. Aktivitas Belajar Peserta Didik. Ciri khusus pembelajaran di SMP Terbuka antara lain adalah: 1 mewajibkan kepada peserta didik untuk mampu belajar mandiri; 2 mampu berdiskusi antar teman untuk mencari penyelesailan persoalan kesulitan belajar; 3 mampu berdiskusi dengan guru pomong dalam mencari penyelesaian persoalan kesulitan belajar; dan 4 mampu serta mempunyai keberanian berdiskusi, bertanya dengan guru bina untuk mencari jawaban tentang permasalahan kesulitan belajar.
Aktivitas belajar peserta didik di SMP Terbuka Ujung Tanah meliputi kegiatan belajar mandiri, diskusi antar teman, diskusi dengan guru pamong, diskusi dengan guru bina, dan mendengarkan guru bina mengajar. Setiap TKB memiliki daftar pencapaian hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui tes akhir unit, tes akhir modul, dan tes akhir semester.
Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar peserta didik dari tes. Dari nilai rerata tes akhir semester genap, dibuat rerata untuk menghasilkan nilai rerata setiap TKB dari 10 mata pelajaran.
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan 3. Mengembalikan barang yang dipinjam 5. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan 2. Aktif-Kreatif 1. Berani untuk bertanya 2. Beraktifitas Mandiri 3. Berdiskusi dengan terbuka 6,7,8,9 dan 10 4. Membaca Materi terlebih dahulu sebelum dipaparkan oleh pendidik 5. Menyampaikan ide-idenya saat berdiskusi III. Validitas Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang dibuat dan berdasarkan kajian teori yang ada.
Sugiyono menjelaskan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen evaluasi penerapan UU No. Analisis validitas konstruk dilakukan secara bertahap satu per satu. Prosedur perhitungan dilakukan dengan cara menganalisis setiap item dengan skor total korelasi produk momen. Harga korelasi butir soal dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir soal dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid begitu pula sebaliknya jika harga korelasi butir soal dengan skor total lebih dari sama dengan 0,30 maka butir soal dalam instrumen tersebut dinyatakan valid.
Perhitungan analisis validitas instrumen menggunakan bantuan software statistik. Realibilitas Reliabel pada instrumen evaluasi implementasi Kurikulum dari aspek context, input, process, dan product pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus Alpha Cronbach. Perhitungan reliabilitas instrumen menggunakan bantuan software statistik. Sugiyono menyatakan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono adalah sebagai berikut: Tabel 3. Moleong, analisis data adalah proses mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Perhitungan hasil penerapan UU No. Pembahasan Berdasarkan Hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa: 1. Secara inti keseluruhan hasil penerapan UU No. Peserta didik sangat kuat dalam menerima resiko dari tindakan yang dilakukan dan mengakui dan memaafkan kesalahan yang telah dilakukan 4.
You are commenting using your Facebook account. Notify me of new comments via email. Notify me of new posts via email.
Skip to content Konsep Evaluasi Program Pembelajaran Pengertian Evaluasi Program Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program berikutnya.
Kegunaan Evaluasi Program Pembelajaran Mengomunikasikan Program kepada Publik, Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan Penyempurnaan program yang ada Meningkatkan Partisipasi Objek Evaluasi Program Pembelajaran Dari objek ini dikaji tiga hal yaitu e valu a si m asukan pembelajaran yang menekankan pada penilaian karakteristik siswa, keadaan, dan sarana prasaran pembelajaran serta hal lainnya yang menyangkut tentang pembelajaran.
Evaluasi Proses Pembelajaran Terdapat sasaran yang berupa pelaksanaan dan pengolahan pembelajaran lalu tahap pelaksanaan evaluasi untuk menentukan tujuan dari proses pembelajaran dan strateginya, menentukan desain evaluasi yang mencakup rencana evaluasi, penyusunan instrumen penilaian untuk memperoleh data siswa dengan menggunakan kuisioner ataupun lembar pengamatan, pengumpulan data ini agar dapat mengetahui tentang hasil pembelajaran yang biasanya dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan pembelajaran , analisis dan interprestasi ini hasil dari evaluasi proses pembelajaran , interprestasi penafsiran hasil analisis proses pembelajaran , dan tindak lanjut ini merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil analisis dan interprestasi agar meningkatkan mutu pembelajaran.
Evaluator Program Pembelajaran Ada dua macam yaitu evaluator dari dalam dan evaluator dari luar, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Bagikan ini: Twitter Facebook.
0コメント